SELAMAT DATANG DI DUNIA-DUNIA KEBENARANKU - Dapatkan berita terupdate dan benar di Dunia-DuniaKu :)

Selasa, 01 April 2014

Ary Ginanjar Agustian _ 23

Inilah contoh berpikir melingkar itu—seperti Topi dengan 99 sifat (bagian) yang melingkarinya (99 Thinking Hat).
Satu contoh lagi, pada 1994 salah seorang sahabat saya, sebut saja Agus, menjabat sebagai General Manager sebuah perusahaan radio panggil multi-nasional. Suatu hari, seorang pelanggan di Medan (posisinya penting dan sangat berpengaruh di lembaga keamanan nasional) merasa kecewa dan marah karena sebuah rahasia pribadinya telah dibocorkan oleh salah seorang operator radio panggil perusahaan tersebut. Sang pelanggan dari Medan tadi menuntut dengan memberi dua alternatif pada perusahaan: menutup kantor radio panggil tersebut, atau memecat si operator bermasalah.
Kepala cabang wilayah Medan tidak bisa menangani masalah itu karena begitu keras dan seriusnya ancaman tersebut. Kemudian, sang kepala cabang menghubungi Agus di kantor pusat Jakarta, dan memintanya untuk segera ke Medan. Agus harus menimbang tiga faktor secara bersamaan. Pertama, ia harus menyelamatkan perusahaan. Kedua, ia harus mampu menenangkan sang pelanggan. Ketiga, ia juga harus memperhatikan masa depan operator bermasalah itu.
Keputusan yang diambil Agus kemudian, sang operator harus menjelaskan duduk permasalahan kepada sang pelanggan dengan sebenar-benarnya, sekaligus memohon maaf kepadanya. Kemudian, akibat kesalahan si operator, Agus memintanya untuk undur diri dari perusahaan. Agus mengeluarkan surat pemberhentian kerja yang ditandatangani oleh operator tersebut dan dirinya selaku General Manager. Namun, ia masih memberi kesempatan kepada si operator untuk bekerja kembali pada perusahaan, dengan syarat, ia harus menemui sang pelanggan untuk meminta maaf, dan mendapatkan tanda tangan darinya. Tak lupa, Agus mengajarkan si operator untuk berani dan menjunjung tinggi kesantunan dalam meminta maaf, serta bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuatnya.
Selanjutnya, sang operator menemui sang pelanggan. Ketika bertemu, ia langsung menjelaskan bahwa ialah yang bersalah telah membocorkan rahasia tersebut secara tidak sengaja, kemudian ia pun memohon maaf. Sang pelanggan langsung menampar wajah sang operator, namun ia berusaha tetap diam dan menunduk (sesuai anjuran sang General Manager). Sang pelanggan melampiaskan amarahnya dengan kata-kata kasar, dan itu berlangsung hampir satu jam.
Setelah sang pelanggan puas melampiaskan seluruh uneg-unegnya, si operator yang sedari tadi diam, berkata “Saya minta maaf atas segala kesalahan saya. Sekarang saya sudah diberhentikan dari perusahaan tempat saya bekerja, tempat saya mencari nafkah untuk anak dan istri saya.”
Senyap sesaat. Sang pelanggan tampak diam dan reda amarahnya.
“Pak, sekarang saya sudah meminta maaf dan mengakui semua kesalahan saya. Saya pun sudah kehilangan pekerjaan sesuai dengan permintaan Bapak. Namun saya amat membutuhkan pekerjaan itu untuk menghidupi keluarga saya. Maafkanlah saya! Mohon dengan segala hormat, kiranya Bapak bersedia menandatangani surat yang saya bawa ini, bahwa Bapak telah memaafkan saya.”
Sang pelanggan diam sejenak, menatap si operator, kemudian berkata “Sini saya tanda tangani!”
Keesokan harinya, si operator langsung melapor kepada sang bos, sambil memperlihatkan surat yang sudah ditandatangani oleh pelanggan di Medan tersebut. Operator tersebut langsung diterima kembali bekerja, sesuai janji sang General Manager.
Dalam peristiwa ini, Agus telah menyelamatkan tiga pihak. Perusahaan tidak jadi ditutup, si operator yang bekerja kembali, dan sang pelanggan puas karena telah diperhatikan dengan serius. Inilah contoh keputusan bijaksana yang berhasil memperhatikan semua sisi.
Agus menyadari bahwa sebenarnya manusia suka memaafkan apabila orang sudah mengakui kesalahannya. Ia pun tahu, pelanggan membutuhkan perhatian, penghormatan, dan penghargaan. Keputusan yang diambil Agus sangat tepat. Operator bersalah itu harus berani bertanggung jawab, dan meminta maaf. Perusahaan harus diselamatkan karena menyangkut ratusan nasib karyawan, dan masa depan operator itu pun tetap diperhatikan. Inilah contoh

... prinsip berpikir melingkar—99 Thinking Hat—mengingat sifat-sifat Allah (Zikir Amaliah Asmaul Husna) dalam satu kesatuan pikiran dan tindakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar