Siapa yang Mahaadil?
Sifat siapakah adil itu. Nama siapakah adil itu? Ketika nilai keadilan dilanggar sesungguhnya yang dilanggar adalah Asmaul Husna. Ketika orang tidak jujur, sesungguhnya ia sedang melangggar sifat Al-Mu’min.Beberapa tahun belakangan ini, saya terus bertanya mengapa bangsa ini mengalami krisis yang luar biasa? Kebobrokan, kebodohan, dan kemiskinan, sesungguhnya adalah bersumber dari krisis moral yang bersumber dari pelanggaran akan sifat mulia Sang Pencipta.
Saya khawatir bangsa ini akan
seperti kaum Tsamud yang diratakan oleh Allah karena ia menyembelih unta
betina. Saya menangis apabila membayangkan, bangsa ini yang telah melanggar
sifat jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli.
Tujuh nilai 7 Budi Utama sudah diabaikan di negeri ini. Saya khawatir suatu
saat Indonesia juga akan mengalami apa yang terjadi pada kaum Tsamud, sebuah
bangsa yang punah, runtuh, ditelan oleh azab Allah.
Indonesia dikenal sebagai bahasa
yang religius, namun banyak ketidakjujuran di negeri ini. Ramai orang pergi
haji namun banyak orang tidak bertanggungjawab. Banyak orang yang berdoa, namun
tidak visioner melihat jauh ke depan. Banyak orang yang shalat tepat waktu,
namun tidak disiplin. Banyak orang yang berpuasa namun tidak kerjasama. Banyak
yang berzakat tapi tidak adil dan peduli.
Maka peliharalah tujuh nilai
dalam setiap aspek kehidupan. Tegakkan tujuh nilai tidak saja saat mendirikan
shalat, namun juga dalam keseharian. Ketika jujur dalam menunaikan jumlah
rakaat shalat, maka jujurlah pula dalam pekerjaan. Ketika bertanggungjawab
dalam melaksanakan shalat, maka tanggungjawablah dalam memerankan diri di dalam
keluarga dan masyarakat. Ketika mengingat hati akhir dalam shalat, maka
berpikir jangka panjang juga dalam keseharian. Ketika berusaha tepat waktu
melaksanakan shalat, maka tegakkan pula nilai disiplin ketika melaksanakan
tugas. Jika bershaf dengan rapi dalam shalat maka kerjasama pun harus dijalin
dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika adil mendahulukan yang datang terdahulu
dalam shaf, maka adil pulalah dalam memutuskan perkara. Ketika dalam shalat
menyalami kiri dan kanan, maka harus peduli pula pada saudara, teman, dan
tetangga di kiri dan kanan.
Karena itu, bersyukurlah mengenal Allah dengan mata hati. Bersyukurlah jika dapat membersihkan belenggu hati. Dialah Allah Yang Mahalembut Al-Lathiif yang lembut berbisik di hati yang suci. Dengan lembut Al-Lathiif berbisik di hati yang penuh dengan cahaya.Allah ada di hati manusia yang bersih dan suci. Ia senantiasa menuntun setiap hari.Ia yang memberi ilmu, memberi petunjuk setiap saat.Yang Maha Penyantun, yang santun berbisik di hati.Ia Yang Maha Pengasih. Yang lebih dekat dari urat leher.
Mari kita meminta maaf karena
selama ini hati kita sangat kasar.Allah tak bisa didekati orang yang hatinya
kasar.Bersihkan hijab di hati kami agar kami senantiasa menatap cahaya
keagunganMu.Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu
menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami
hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar