SELAMAT DATANG DI DUNIA-DUNIA KEBENARANKU - Dapatkan berita terupdate dan benar di Dunia-DuniaKu :)

Minggu, 16 Maret 2014

Manusia itu adalah umat yang satu, maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan....(QS. Al-Baqarah (2) : 213)



Siapa yang Mahaadil? 

Sifat siapakah adil itu. Nama siapakah adil itu? Ketika nilai keadilan dilanggar sesungguhnya yang dilanggar adalah Asmaul Husna. Ketika orang tidak jujur, sesungguhnya ia sedang melangggar sifat Al-Mu’min.Beberapa tahun belakangan ini, saya terus bertanya mengapa bangsa ini mengalami krisis yang luar biasa? Kebobrokan, kebodohan, dan kemiskinan, sesungguhnya adalah bersumber dari krisis moral yang bersumber dari pelanggaran akan sifat mulia Sang Pencipta.

Saya khawatir bangsa ini akan seperti kaum Tsamud yang diratakan oleh Allah karena ia menyembelih unta betina. Saya menangis apabila membayangkan, bangsa ini yang telah melanggar sifat jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Tujuh nilai 7 Budi Utama sudah diabaikan di negeri ini. Saya khawatir suatu saat Indonesia juga akan mengalami apa yang terjadi pada kaum Tsamud, sebuah bangsa yang punah, runtuh, ditelan oleh azab Allah.

Indonesia dikenal sebagai bahasa yang religius, namun banyak ketidakjujuran di negeri ini. Ramai orang pergi haji namun banyak orang tidak bertanggungjawab. Banyak orang yang berdoa, namun tidak visioner melihat jauh ke depan. Banyak orang yang shalat tepat waktu, namun tidak disiplin. Banyak orang yang berpuasa namun tidak kerjasama. Banyak yang berzakat tapi tidak adil dan peduli.
Maka peliharalah tujuh nilai dalam setiap aspek kehidupan. Tegakkan tujuh nilai tidak saja saat mendirikan shalat, namun juga dalam keseharian. Ketika jujur dalam menunaikan jumlah rakaat shalat, maka jujurlah pula dalam pekerjaan. Ketika bertanggungjawab dalam melaksanakan shalat, maka tanggungjawablah dalam memerankan diri di dalam keluarga dan masyarakat. Ketika mengingat hati akhir dalam shalat, maka berpikir jangka panjang juga dalam keseharian. Ketika berusaha tepat waktu melaksanakan shalat, maka tegakkan pula nilai disiplin ketika melaksanakan tugas. Jika bershaf dengan rapi dalam shalat maka kerjasama pun harus dijalin dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika adil mendahulukan yang datang terdahulu dalam shaf, maka adil pulalah dalam memutuskan perkara. Ketika dalam shalat menyalami kiri dan kanan, maka harus peduli pula pada saudara, teman, dan tetangga di kiri dan kanan.

Karena itu, bersyukurlah mengenal Allah dengan mata hati. Bersyukurlah jika dapat membersihkan belenggu hati. Dialah Allah Yang Mahalembut Al-Lathiif yang lembut berbisik di hati yang suci. Dengan lembut Al-Lathiif berbisik di hati yang penuh dengan cahaya.Allah ada di hati manusia yang bersih dan suci. Ia senantiasa menuntun setiap hari.Ia yang memberi ilmu, memberi petunjuk setiap saat.Yang Maha Penyantun, yang santun berbisik di hati.Ia Yang Maha Pengasih. Yang lebih dekat dari urat leher.
Mari kita meminta maaf karena selama ini hati kita sangat kasar.Allah tak bisa didekati orang yang hatinya kasar.Bersihkan hijab di hati kami agar kami senantiasa menatap cahaya keagunganMu.Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar